top of page

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN FILTRASI KOLAM KOI

Gambar penulis: FX Keko SumowijoyoFX Keko Sumowijoyo

Dimuat KOI - s Mag Edisi 56


Secara harafiah kolam koi adalah benda mati. Tetapi pada hakekatnya kolam koi adalah sebuah ekosistem yang hidup. Kitalah yang telah dengan sengaja memberikan tenaga dan membuatnya berjalan, berputar menciptakan siklus berkelanjutan. Karena kolam koi adalah sebuah sistem artifisial, maka baik-buruknya kualitas air dan kolam secara keseluruhan ada di tangan kita.

Jantung kehidupan ekosistem kolam koi adalah filtrasi. Apa pun bentuk dan modelnya, di situlah terletak segala komponen dan mekanisme yang memulihkan air kembali kepada kondisi yang sehat. Kita tahu bahwa setelah utilisasi, air di kolam terdegradasi kualitasnya sehingga tidak kondusif untuk kehidupan koi. Oleh karenanya, perancangan filtrasi kolam koi harus mempertimbangkan beberapa prinsip dasar demi efektifitas dan efisiensi maksimal.

Prinsip-prinsip sentral dalam perancangan filtrasi kolam koi adalah Kelengkapan Fungsi, Independensi Fungsi, Independensi Ruang, Penahapan, dan Keseimbangan.


1. Kelengkapan fungsi

Filtrasi kolam koi bukanlah sebuah instalasi dengan fungsi tunggal. Beberapa fungsi harus dijalankan sekaligus oleh keseluruhan sistem, oleh karenanya harus diperhitungkan dan masuk ke dalam perhitungan dalam proses perancangan. Fungsi-fungsi tersebut adalah pra-filter, bio-reactor (nitrifikasi, denitrifikasi bila perlu), pH buffering, sterilisasi, water polishing, dan dilusi.

Perancangan sistem filtrasi harus secara komprehensif mencakup semua fungsi secara simultan. Setiap media filter dan peralatan yang dipergunakan harus jelas fungsinya. Salah satu fungsi saja luput dari perhatian, efektifitas filter bisa jatuh jauh dari standar yang seharusnya bisa dicapai.


2. Independensi Fungsi

Selain kelengkapan fungsi, karena masing-masing bagian dan media filtrasi mempunyai tugas tersendiri, pemisahan fungsi menjadi penting dalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan kolam. Membebani satu segmen (satu jenis media tertentu pada bagian tertentu) dengan beberapa tugas sekaligus adalah godaan besar. Bagaimanapun, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menolak godaan dan memberikan satu beban tugas saja kepada satu segmen.

Mencampuradukkan fungsi nitrifikasi dengan penjernihan air, misalnya, bisa menyulitkan pemeliharaan. Contoh praktisnya, menempatkan media serat di chamber tertentu dengan tujuan ganda yaitu agar amoniak teroksidasi sekaligus air menjadi jernih. Hal itu tidak salah sampai tiba waktunya melakukan pencucian media. Pembersihan tidak bisa dihindarkan karena tugas mekanisnya adalah menangkap pengeruh, sementara tugas nitrifikasi memerlukan ketenangan agar ekosistem kolam stabil.

Fungsi ganda tidak selalu salah, sejauh perlakuan salah satu fungsi tidak menjadi distraksi signifikan terhadap fungsi lain. Satu jenis media tertentu bisa saja difungsikan ganda. Bila hal itu dilakukan, pisahkan media pada segmen atau ruang yang berbeda agar tidak saling mengganggu.

3. Independensi Ruang

Bukan hanya fungsi saja yang harus dijaga independensinya. Segregasi spasial (pemisahan ruang) juga penting dalam perancangan filtrasi. Itulah sebabnya filter kolam koi tidak memanjang lurus seperti kali, melainkan dibuat dalam bentuk ruang-ruang terpisah.

Penyekatan filter menjadi beberapa ruang lebih dimaksudkan sebagai fasilitasi kemudahan pemeliharaan. Penyekatan memungkinkan isolasi masing-masing ruang yang sering harus dilakukan, khususnya pada saat pemeliharaan.

Semakin kecil tiap ruang filter, pada dasarnya semakin baik sejauh tidak menyulitkan proses konstruksi, pemasangan media, dan pemeliharaan. Untuk kolam besar, lebih baik bila sirkulasi dibuat menjadi dua atau beberapa jalur secara paralel agar lebih mudah dikelola.



Sirkulasi Paralel – sirkulasi dari kolam menggunakan dua buah bottom drain (BD), kemudian masing-masing diarahkan menjadi dua jalur paralel yang terpisah, dan masuk ke dua ruang pompa terpisah juga.


4. Penahapan

Ragam fungsi sebagaimana telah dibahas, harus disusun secara bertahap. Meskipun semua fungsi berjalan simultan, masing-masing telah diisolasi pada ruang-ruang terpisah—yang setelah dioperasikan menjadi siklus berkelanjutan.

Istilah pra-filter sudah dengan sendirinya menunjukkan urutannya, yaitu nomer satu sebelum filter yang sebenarnya. Penjebakan, pengumpulan dan pembuangan kotoran kasar adalah pelindung bagi tahap-tahap filtrasi berikutnya. Pada kasus-kasus tertentu, bahkan pra-filter dilakukan pada dua ruang paling awal. Ini bisa dipahami mengingat keberhasilan tahap ini memengaruhi secara langsung keberhasilan tahap dan fungsi selanjutnya. Bagaimanapun, semua tergantung kepada kalkulasi yang dilakukan oleh perancang.

Setelah pra-filter barulah fungsi lain diletakkan pada urutan berikut secara berturut-turut sebelum air masuk ke kolam kembali (utilisasi). Contoh urutan penyusunan filter:



Contoh 1 Susunan Tahap Filtrasi



Contoh 2 Susunan Tahap Filtrasi

Contoh 2 mengasumsikan penggunaan media biologis dengan specific surface area (SSA) lebih tinggi dibandingkan dengan Contoh 1. Dengan SSA lebih tinggi, anggap saja, hanya memerlukan dua chambers untuk menuntaskan kebutuhan nitrifikasi seluruh kolam. Dengan demikian ruang lain bisa diisi dengan media yang difungsikan sebagai penjernih air.

Apabila beberapa jenis media filter digunakan sekaligus, media dengan SSA paling rendah sebaiknya ditempatkan paling awal, diikuti media ber-SSA lebih tinggi berturut-turut hingga yang ber-SSA paling tinggi pada segmen paling akhir.


5. Keseimbangan

Keseimbangan adalah salah satu kunci bekerjanya keseluruhan sistem secara optimal. Fungsi-fungsi filter seperti telah dibahas harus diperhitungkan kapasitasnya secara kuantitatif dan diramu dengan formula yang seimbang. Ketimpangan hanya akan menjadi pemborosan sumber daya dan bisa menjadi sumber kegagalan filtrasi.

Contoh ketimpangan adalah menggunakan media dengan SSA sangat tinggi, sementara faktor pendukungnya diabaikan. Banyak pemilik kolam yang mengganti media lama dengan media baru dengan klim lebih canggih dan ber-SSA tinggi. Tetapi harapannya agar air lebih sehat dan jernih ternyata tidak tercapai karena penggantian media tidak diimbangi dengan faktor-faktor pendukung.

Media ber-SSA tinggi memerlukan perlindungan (pra-filter) yang serius. Tuntutan ini timbul secara otomatis karena semakin tinggi SSA, semakin kecil void space (ruang kosong di antara media) sehingga semakin mudah terisi padatan yang memblokir permukaan media dan itu pasti menurunkan efektifitasnya sebagai rumah bakteri penitrifikasi. Oleh sebab itu, air harus sebersih mungkin dari padatan sebelum masuk ke ruang dengan media SSA tinggi.

Selain pra-filter yang mumpuni, media ber-SSA tinggi membutuhkan pasokan oksigen dan alkalinitas yang lebih tinggi juga. Kalaupun media yang dipakai ber-SSA sangat tingi dengan harapan jumlah agregat bakteri penitrifikasi berlipat ganda, bila oksigen dan alkalinitas tidak mengimbangi, tidak ada gunanya karena rumus keseimbangan alamiah tidak bisa dimanipulasi.



Keseimbangan antar Fungsi


Kelima prinsip yang telah dikemukakan bukanlah merupakan rumus ilmiah muthlak, melainkan merupakan kaidah yang diturunkan dari best practices. Di samping itu, seiring perkembangan teknologi dan praktik filtrasi kolam koi, beberapa prinsip baru harus dimasukkan ke dalam daftar di kemudian hari. Bagaimanapun, hal-hal yang sudah dibahas adalah prinsip dasar yang esensial dalam perancangan filter kolam koi.



Lengkap, independen, bertahap, dan seimbang.

9.522 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

UPGRADE MEDIA

Comments


bottom of page